Beranda | Artikel
Manhajus Salikin: Sifat Shalat Nabi, Cara Duduk Antara Dua Sujud
Kamis, 29 Agustus 2019

Kali ini masih ada dalam bahasan Manhajus Salikin karya Syaikh As-Sa’di. Masih melanjutkan sifat shalat nabi atau cara shalat, yaitu cara duduk antara dua sujud, setelah bangkit dari sujud.

 

Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Manhajus Salikin,

ثُمَّ يُكَبِّرُ. وَيَجْلِسُ عَلَى رِجْلِهِ اَلْيُسْرَى, وَيَنْصِبُ اَلْيُمْنَى وَهُوَ اَلِافْتِرَاشُ. وَيَفْعَلُ ذَلِكَ فِي جَمِيعِ جِلْسَاتِ اَلصَّلَاةِ  إِلَّا فِي اَلتَّشَهُّدِ اَلْأَخِيرِ  فَإِنَّهُ يَتَوَرَّكُ : بِأَنْ يَجْلِسَ عَلَى اَلْأَرْضِ وَيُخْرِجُ رِجْلَهُ اَلْيُسْرَى مِنْ اَلْخَلْفِ اَلْأَيْمَنِ.

“Kemudian bertakbir. Lalu duduk pada kakinya yang kiri dan menegakkan kaki kanan, inilah namanya duduk iftirasy. Duduk iftirasy ini dilakukan pada semua duduk dalam shalat selain duduk pada tasyahud akhir. Duduk tasyahud akhir adalah dengan duduk tawarruk, dengan cara duduk pada tanah, mengeluarkan kaki kiri di bawah kaki kanan.”

 

 

Kapan duduk ifitrasy?

Menurut Syaikh As-Sa’di adalah pada semua duduk dalam shalat, yaitu duduk antara dua sujud, duduk istirahah, duduk tasyahud awal. Yang dikecualikan adalah duduk pada tasyahud akhir. Yang dimaksud di sini—menurut ulama madzhab Hambali—pada tasyahud kedua pada shalat tiga atau empat rakaat, duduknya adalah dengan duduk tawarruk.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa duduk pada tasyahud awal yaitu dengan duduk iftirasy. Sedangkan duduk pada tasyahud akhir adalah dengan duduk tawarruk. Termasuk pula duduk pada shalat yang hanya dua rakaat (seperti pada shalat Shubuh, -pen), duduk tasyahud akhirnya adalah dengan tawarruk. (Al-Majmu’, 3:298)

 

Bentuk duduk dalam shalat

Dalam hadits Abu Humaid As-Sa’idiy disebutkan,

ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِى مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلاً ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا

“Kemudian kaki kiri dibengkokkan dan diduduki. Kemudian kembali lurus hingga setiap anggota tubuh kembali pada tempatnya. Lalu turun sujud.” (HR. Tirmidzi, no. 304 dan Abu Daud, no. 963, 730. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Juga disebutkan dalam hadits Abu Humaid As-Sa’idiy,

فَإِذَا جَلَسَ فِى الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى ، وَإِذَا جَلَسَ فِى الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ

“Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamduduk setelah melakukan dua rakaat, kaki kiri saat itu diduduki dan kaki kanan ditegakkan. Adapun saat duduk di rakaat terakhir (tasyahud akhir), kaki kiri dikeluarkan, kaki kanan ditegakkan, lalu duduk di lantai.” (HR. Bukhari, no. 828).

Dalam kitab sunan disebutkan hadits Abu Humaid As-Sa’idiy,

إِذَا كَانَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ تَنْقَضِي فِيهِمَا الصَّلَاةُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ

“Jika telah dua rakaat yang merupakan rakaat terakhir (terdapat salam), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengeluarkan kaki kirinya dan beliau duduk di lantai secara tawarruk, kemudian beliau salam.” (HR. An-Nasa’i, no. 1262. Shahihmenurut Syaikh Al Albani).

 

Pandangan ulama Syafi’iyah tentang duduk tawarruk dan iftirasy

 

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa ulama Syafi’iyah berpendapat, duduk iftirasy pada tasyahud awal dan duduk tawarruk pada tasyahud akhir agar tidak ada kerancuan mengenai jumlah rakaat. Yang termasuk sunnah adalah memperingan tasyahud awal dan duduknya adalah dengan iftirasy karena setelah itu lebih mudah untuk berdiri ke rakaat berikutnya. Sedangkan untuk tasyahud kedua (tasyahud akhir) yang disunnahkan adalah diperlama. Sehingga duduknya ketika itu tawarruk. Duduk tawarruk lebih memungkinkan untuk duduk lama, juga bisa memperbanyak do’a kala itu. Makmum masbuk pun akan tahu jika melihat saat itu berada di tasyahud awal ataukah akhir. (Al-Majmu’, 3:299).

 

 


 

Perjalanan Panggang – Jogja, 28 Dzulhijjah 1440 H (29 Agustus 2019)

Oleh yang selalu mengharapkan ampunan Allah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

 


Artikel asli: https://rumaysho.com/21314-manhajus-salikin-sifat-shalat-nabi-cara-duduk-antara-dua-sujud.html